Memulai Sebuah
Perubahan
Dalam suatu negara, kemajuan
sumber daya alam maupun manusia sangat ditentukan oleh tingkat peradaban pada
negara tersebut. Sebab negara yang maju adalah negara yang sudah mencapai
tingkat peradaban yang besar sedangkan negara yang berkembang adalah negara
yang masih dalam proses menuju peradaban tersebut. Namun peradaban tidak akan
mungkin tercapai tanpa adanya perubahan.
Banyak orang yang
menginginkan perubahan, tapi yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud,
seperti perubahan pada negeri kita tercinta ini. Kita sering melihat orang yang
menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang bersamaan,ternyata
keluarganya 'babak belur', di kantor sendiri tak disukai, di lingkungan
masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.
Jangankan mengubah
Indonesia, mengubah anaknya saja tidak sanggup. Banyak yang menginginkan
situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap istri saja tidak mampu. Jawabnya
adalah: kita tidak pernah punya waktu yang memadai untuk bersungguh-sungguh
mengubah diri sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak
mau berubah.
Harapan di tahun 2016 ini
adalah perubahan moral bangsa, toleransi antar etnis beragama, dan pemimpin
yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu
pembaharu turki, Rifa’ah al-Tahtawi bahwa negara yang besar adalah negara yang
mampu mensejahterakan rakyatnya melalui perubahan pendidikan dan ekonomi
negara. Negara akan mampu pada tingkat kemakmurannya apabila antara pemerintah
dan rakyatnya saling bersinergi. Oleh karena itu marilah memulai suatu
perubahan untuk negeri ini dan berani bangkit dari keterpurukan.
Siapa
pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri. Apabila kita ingin mengubah Indonesia, caranya
mulailah mengubah saja diri sendiri secara sadar. Betapa kuatnya keinginan kita
untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua
itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan
menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri.
menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri.
Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu menjadi suri tauladan bagi rakyatnya. Ia tidak terlalu
banyak mengumbar janji tapi memberi bukti dan berani merubah diri. Sebab pemimpin
mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya.
Orang sukses mana pun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk
mengubah dirinya.Kata kuncinya adalah keberanian. Berani mengejek itu gampang,tetapi
berani melihat kekurangan diri sendiri adalah ciri orang yang mampu merubah
peradaban.
Memang pengaruh dari
kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan dirasakan. Tapi percayalah, itu akan membekas dalam benak orang. Makin lama,
bekas itu akan membuat orang simpati dan
terdorong untuk melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya seperti bola salju.
Perubahan bergulir semakin besar.