BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap individu memiliki
karakteristik yang beragam. Dari keragaman karakteristik tersebut yang
mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan, latar belakang, perilaku, serta kepribadian.
Hal ini dapat dibuktikan dengan cara seseorang merespon terhadap rangsangan
pada lingkungan yang berbeda.
Tanpa disadari, setiap individu
telah membawakan peran dan fungsinya masing-masing terhadap masyarakat. Namun, tidak semua individu melakukan peran
dan fungsinya dengan baik. Sehingga muncullah istilah perilaku baik dan buruk.
Pemuda sebagai agent of change harus
memberikan efek positif kepada masyarakat. Sebagai kaum terdidik, kaum pemuda
mampu berintegrasi langsung dengan masyarakat meskipun hal itu bukan di tanah
kelahiran. Namun, dewasa ini hanya sekelumit pemuda yang memberikan dampak
positif dan mendedikasikan fungsi serta perannya kepada masyarakat.Apalagi
mahasiswa yang tidak tinggal di rumah sendiri, mereka tidak berada di bawah pengawasan
orang tua. Pergaulan, lingkungan, gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang.
Ramai, kebut-kebutan, pulang malam itulah
komentar negatif masyarakat mengenai perilaku buruk anak kos. Fenomena ini sudah lama terjadi tapi sepertinya belum mendapat perhatian
yang serius.kehidupan anak
kos memang dirasa sebagai suatu perubahan, dimana biasanya kita selalu dilayani
dan diawasi orang tua. Tapi, jika di rumah kos kita akan lebih bebas. Namun,
kebebasan itu harus disertai dengan tanggung jawab yang lebih besar. Karena
kehidupan anak kos memiliki bermacam-macam efek, dari positif hingga negatif.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
proses pencapaian kualitas perilaku mahasiswa seringkali dihadapkan dengan
berbagai kendala-kendala yang bisa menurunkan kualitasnya. Kendala-kendala tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah Kehadiran memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat di
sekitar UIN?
2. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai
perilaku anak kos di sekitar UIN?
3. Bagaimana perilaku anak kos yang tinggal di
sekitar UIN?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian diatas bertujuan untuk:
a) Mengidentifikasi perilaku anak kos di sekitar UIN
b) Dampak kehadiran anak kos terhadap
masyarakat sekitar UIN
c) Perspektif masyarakat mengenai perilaku anak kos
D.
Manfaat Penelitian
Laporan ini
sangat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sebab:
(1) Memberikan
kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan
mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
(2)
Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa
dan lebih baik.
(3)
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk
lebih mengenal perilaku anak kos di sekitar universitas.
(4)
Sebagai
pedoman untuk pembelajaran.
(5)
Sebagai
motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan perilaku anak kos.
(6)
Sebagai
tolak ukur perilaku anak kos yang tinggal di area universitas.
(7) Sebagai acuan masyarakat akan dampak perilaku anak kos.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Baik adalah tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan,
dsb); buruk adalah jahat; tidak menyenangkan.[1]
Sedangkan, sikap menurut Carl Jung sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau
bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan,
satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.[2]
Sikap juga memiliki arti sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan
suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
Perilaku juga memiliki
pengertian tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
Menurut
Wikipedia Bahasa Indonesia, Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang
dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi,
dan/atau genetika.[3]
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.[4]
Secara sosiologis, istilah akhlak disama
artikan dengan istilah moral, etika, tata susila, perilaku, tingkah laku dalam
menjalankan kehidupan.
B. Jenis-Jenis Perilaku
Secara umum, perilaku dibagi menjadi tiga
macam, yaitu perilaku social, perilaku tugas atau kerja dan perilaku kekuasaan.
Perilaku social adalah perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
Perilaku tugas atau kerja adalah perilaku seseorang dalam bekerja atau
mengerjakan tugas. Dan perilaku kekuasaan adalah perilaku yang berhubungan
dengan kekuasaan atau kewenangan.
Dari sudut pandang psikologis, perilaku
manusia dibagi menjadi dua macam, yaitu perilaku refleksif dan perilaku
non-refleksif. Perilaku refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi
secara spontan terhadap stimulus mengenai organisme tersebut. Stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau
otak sebagai pusat kesadaran dan pengendali perilaku manusia. Ketika stimulus diterima oleh reseptor
langsung direspon melalui afektor melalui otak. Contohnya, reaksi kedipan mata
bila terkena sinar.
Sedangkan perilaku non-refleksif adalah
perilaku yang diatur atau dikendalikan langsung oleh pusat kesadaran atau otak.
Ketika stimulus diterima oleh reseptor kemudian dilanjutkan ke otak baru
setelah itu terjadi respon melalui afektor. [5]
Contohnya, menguap karena mengantuk.
Menurut sudut pandang Islam, baik dari segi
objek maupun sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah
atau akhlak karimah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela).
1. Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji
yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji
ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula. Sifat terpuji yang dimaksud
antara lain: cinta kepada Allah, Rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap
ridha Allah, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala
nikmat Allah, menepati janji, qana’ah, dll.
2. Akhlak mazmumah adalah tingkah laku yang
tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan
martabat manusia. Sifat yang termasuk akhlak mazmumah antara lain: fasik,
murtad, kikil, bakhil, boros, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan,
dll.[6]
Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi
diri sendiri maupun orang lain, sedangkan akhlak mazmumah memberikan kerugian
bagi diri sendiri dan orang lain.Allah berfirman dalam surat at-Tin ayat 4-6
yang berbunyi
لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
(4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَلا (5) اِلاَّ الَّذِيْنَ
اَمَنُوا وَ عَمِلُ الصَّلِحَتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرٌ مَمْنُوْنٌ قلى (6)
(التين :6-4)
Artinya:
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dengan bentuk sebaik-baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan;
maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.” (Q.S at-Tin:
4-6)
Rasulullah juga bersabda dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Thabrani
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغَ بِحُسْنِ
خُلُقِهِ عَظِيْمَ دَرَجَاتش الأَخِرَةش وَ اَشْرَفَ الْمَنَازِلِ وَ اِنَّهُ
لِضَعِيْفِ الْعِبَادَةِ لَيَبْلُغَ بْسُوْءِ خُلُقِهِ أَسْفَلَ دَرَجَةٍ فِى
جَهَنَّمَ (رواه الطبرنى)
Artinya:
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia
dapat mencapai derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di akhirat. Sesungguhnya
orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat
derajat yang rendah di neraka jahannam”. (H.R at-Thabrani)
Secara umum, akhlak dalam perspektif ilmu
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
·
Akhlak falsafi atau akhlak teoritik yaitu akhlak yang
menggali kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah secara mendalam dan rasional, dan
kontemplatif untuk dirumuskan sebagai teori bertindak.
·
Akhlak amali atau akhlak praktis yaitu akhlak dalam
bentuk perbuatan.
·
Akhlak fardhi atau akhlak individu yaitu perbuatan
manusia yang tidak terkait dengan orang lain.
·
Akhlak ijtima’i yaitu tindakan yang disepakati
bersama-sama.[7]
Menurut beberapa psikolog, perilaku ada dua
bentuk perilaku manusia:
·
Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
·
Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.[8]
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.[8]
Perilaku manusia juga dibedakan lagi menjadi tiga macam, yakni:
·
Perilaku afektif yaitu perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau
emosi manusia yang biasanya bersifat subyektif.
·
Perilaku kognitif yaitu perilaku yang melibatkan proses pengenalan
dilakukan oleh otak, terarah pada obyektif, faktual, dan logis. Contohnya
berfikir dan mengingat.
·
Perilaku motorik yaitu perilaku yang melibatkan gerak fisik,
seperti memukul, lari, dll.
C. Teori Perilaku Manusia
Perilaku manusia itu
didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini
ada beberapa teori yang dapat dikemukakan:
a) Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh Mc Dougall
sebagai pelopor dari psikologi social. Menurut Mc Dougall, perilaku itu
disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate
(bawaan) dan akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b) Teori dorongan (drive theory)
Menurut Hull, Teori ini bertolak pada titik pandang
bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu mengenai
kebutuhan organisme yang mendorong kebutuhan berperilaku. Bila organisme
tersebut ingin memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi ketegangan dalam diri
organisme tersebut. Jika organisme dapat memnuhi kebutuhannya, maka akan
terjadi reduksi dari dorongan-dorongan tersebut.
c) Teori insentif (incentive theory)
Menurut teori ini, insentif dapat mendorong
organisme berbuat atau berperilaku. Insentif ini dikenal pula dengan istilah reinforcement.
Reinforcement dibagi menjai dua yakni positif dan negatif. Reinforcement positif akan mendorong individu untuk
berbuat dan berkaitan dengan hadiah. Sedangkan reinforcement negatif
akan mendorong individu untuk berperilaku dan berkaitan dengan hukuman.
d)
Teori atribusi
Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider yang
menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat
atribusi internal dan eksternal.
e)
Teori kognitif
Dalam teori ini seseorang harus memilih
perilaku mana yang mesti dilakukan, maka seseorang akan memilih yang
mendatangkan manfaat sebesar-besarnya pada dirinya. Keadaan ini disebut juga dengan subjective
expected utility (SEU). Dalam model ini kepentingan pribadi lebih menonjol. [9]
Menurut beberapa ahli ada beberapa teori
lain yang juga membahas teori tentang perilaku, yaitu:
(1) Teori Lawrence Green (1980)
Green
mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non
behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :
1)
Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2)
Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3)
Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
(2) Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
1) Behavior intention,
yaitu niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya.
2) Social support, yaitu dukungan
sosial dari masyarakat sekitarnya.
3) Accesebility of information, yaitu ada
atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan.
4) Personal autonomy, otonomi pribadi orang
yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan.
5) Action situation, situasi yang
memungkinkan untuk bertindak.
(3)
Teori WHO (1984)
WHO
menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
1)
Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling),
yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
2)
Pengetahuan diperoleh
dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
3)
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua,
kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
4) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.
Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud
didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti
oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak
diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman
seseorang.
5) Tokoh penting sebagai panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
6) Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu,
tenaga dan sebagainya. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan
sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way
of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk
dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai
dengan peradapan umat manusia.[10]
D. Dampak Positif dan Negatif Anak Kos terhadap Masyarakat
Kehadiran anak kos
ditengah-tengah masyarakat menghadirkan
sejumlah dampak bisa berupa dampak positif bahkan negatif. Dampak positif yang
ditimbulkan antara lain:
(a)
Tingkat penghasilan masyarakat yang tinggal di sekitar
area kos meningkat
(b)
Muncul mata pencaharian baru
(c)
Adanya kegiatan yang dapat membantu masyarakat
sekitar, seperti bakti sosial, penyuluhan dan konseling.
(d)
Masuknya modernisasi
(e)
Asimilasi dan
akulturasi budaya
(f) Pembangunan fasilitas umum dan transportasi meningkat
Diantara dampak positif yang ditimbulkan oleh
kehadiran anak kos ke dalam lingkungan masyarakat, ada dampak negatif yang
muncul dari fenomena tersebut antara lain :
(a)
Adanya peningkatan tingkat kepadatan penduduk
(b)
Jika kebersihan tidak terjaga, maka akan
terjadi pencemaran lingkungan dan terciptanya lingkungan kumuh
(c)
Jalanan semakin macet
(d) Arus westernisasi mempengaruhi gaya hidup
masyarakat
(e) Ruang hijau semakin berkurang
(f) Sanitasi lingkungan tidak terjaga dengan
baik
(g) Menyempitnya area ruang bermain anak
(h) Keramaian dan kegaduhan kaum remaja
mengganggu ketenangan masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif
adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada
gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya
naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan
di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study.[11]
Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai
rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
daripada generalisasi.[12]
Penelitian kualitatif sesuai dengan penelitian ini sebab:
1. Untuk memahami data yang tidak konkret.
2. Untuk memahami interaksi social.
3. Untuk memastikan kebenaran data.
4. Untuk mengembangkan teori.
5. Untuk memahami perasaan orang.
6. Bersifat deskriptif.
7. Dilakukan pada kondisi yang alamiah,
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang
berlangsung saat ini maupun lampau.
Jenis penelitian deskripsi yang saya gunakan adalah penelitian deskripsi
hubungan (korelasi). Penelitian hubungan ini adalah penelitian yang dilakukan
seorang peneliti dengan maksud untuk mengetahui tingkat hubungan antara 2
variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan pada objek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini, maka jenis instrumen yang relevan untuk digunakan adalah
wawancara dan angket kuesioner. Untuk mengetahui perilaku anak kos agak susah
bila kita menggunakan metode wawancara, sebab responden tidak bisa menjawab
secara leluasa. Jadi, saya menggunakanmetode angket/ kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna.[13]
Untuk mengambil data melalui angket/kuesioner dan wawancara
diperlukan sampel dari populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel
yang saya pilih agar setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Simple Random Sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria anggota sampel yang diajukan,
sebab pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
Bentuk pertanyaan yang saya
ajukan kepada responden adalah knowledge questions dan close ended.
Knowledge questions adalah pertanyaan tentang hal-hal yang diketahui
responden, sedangkan close ended adalah pertanyaan tertutup. close
ended multiple choice lebih baik digunakan dalam penelitian, sebab
responden hanya perlu memilih satu jawaban dari beberapa jawaban alternatif
yang tersedia.
Penelitian ini membutuhkan
tidak hanya perspektif anak kos sendiri melainkan masyarakat. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap sasaran yaitu
masyarakat yang tinggal di sekitar area kos UIN sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topic tertentu.
Esterberg (2002) mendefinisikan
interview sebagai berikut, “a meeting of two persons to exchange information
and idea through question and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic.” [14] Jenis interview/ wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah unstructured interview. Sebab peneliti hanya
bertanya pada garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif, peneliti akan mengunakan
instrument untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian
kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena
dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan kunci instrumen.
Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variable yang diteliti. Skala likert diterapkan untuk penelitian ini. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan kuantitatif, maka
jawaban tersebut diberi skor. Jawaban dapat diwujudkan dalam bentuk check list
atau pilihan ganda.
Hasil penelitian yang dihasilkan adalah
1. Dari kuesioner
Responden dari hasil penelitian kuesioner adalah anak
kos dan anak asrama. Responden menyatakan 60% setuju bahwa kehadiran anak kos
memberikan dampak positif terhadap masyarakat. 70% setuju jika keramaian dan
kegaduhan anak kos pada malam hari mengganggu ketenangan masyarakat. Masyarakat
mempunyai pandangan negative tentang anak kos yang sering pulang larut malam
50% setuju sisanya kurang setuju. Anak kos adalah sumber rezeki bagi masyarakat
yang berdomisili di sekitar UIN sangat disetujui oleh respoden dengan
persentase 60%. 60% responden kurang setuju jika rumah kos tanpa penjaga kurang
terjamin keamanannya. Norma, etika masyarakat tidak dilanggar oleh anak kos 50%
setuju. Mayoritas 60% reponden setuju bahwa anak yang tinggal di rumah kos
cenderung lebih mudah beradaptasi dibandingkan anak yang tinggal di rumah
sendiri. 50% orang kurang setuju bahwa perilaku anak asrama lebih baik daripada
anak kos. 60% responden kurang setuju apabila lahan perumahan masyarakat
menyempit karena adanya rumah kos. Anak kos lebih mandiri dari pada anak yang
tinggal dirumah 30% setuju dan 30% tidak setuju dengan pernyataan ini.
2. Dari interview
Objek penelitian dari interview ini adalah masyarakat
yang tinggal di sekitar UIN. Masyarakat mengatakan bahwa anak kos dapat
memberikan dampak positif meskipun kegaduhan mereka mengganggu ketenangan
masyarakat. Mereka juga tidak mempunyai pandangan negative terhadap anak kos
yang pulang larut malam sebab mereka mengerti kesibukan anak kuliah. Anak kos
bisa menjadi salah satu sumber penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Perilaku anak kos juga sama baiknya dengan anak yang tinggal di
asrama bahkan lebih ekonomis , hal itu tergantung pada individunya. Keamanan
rumah kos itu bergantung pada individu yang menjaganya meskipun tanpa
pemiliknya. Mereka beranggapan bahwa perilaku anak kos tidak menyimpang dari
etika, norma, dan adat yang berlaku di masyarakat, walaupun mereka tidak mudah
beradaptasi dan bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. mereka juga tidak
pernah mengeluh atas pembangunan kos yang terus meningkat setiap tahunnya
meskipun itu menyebabkan lahan perumahan mereka semakin sempit.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, dapat
disimpulkan bahwa kehadiran anak kos juga memberikan dampak positif bagi
masyarakat seperti menjadi salah satu sumber penghasilan mereka. Meskipun
mereka sering membuat keramaian di malam hari, namun perilaku mereka tidak
pernah menyimpang dari adat yang berlaku di sekitarnya. Mereka juga lebih mudah
bersosialisasi dan beradaptasi dengan masyarakat secara langsung.
B. Penutup
Demikian laporan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya. Tiada gading yang tak retak. Mohon kritik serta sarannya
untuk kesempurnaan laporan ini. Karena kesempurnaan hanya milik-Mu Ya Illahi Rabbi.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Saebani Drs. M.Si dan Abdul Hamid
Drs. K.H. M.Ag. Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia. cet. II. 2012
Bimo Walgito, Prof. Dr. Pengantar Psikologi
Umum.Yogyakarta: CV Andi Offset .cet.V. 2010
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Cet. I. 2008
Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kulitatif dan R&D.
Bandung : Penerbit Alfabeta. cet.VIII. 2009
Pustaka online
Konsep-islam.blogspot.com/2011/10/pembagian-akhlak-dalam-islam.html?m=1
http://abidfaizalfami11.blogspot.com/2012/12/pengertian-sikap-dan-perilaku.html
[1] Departemen Pendidikan Nasional, (Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat), PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2008, cet. I, h. 118-1056
[2] Diakses dari http://abidfaizalfami11.blogspot.com/2012/12/pengertian-sikap-dan-perilaku.html pada 6 Juni 2015 pukul 11.30 WIB ditulis
oleh Abid Faizal Fahmi.
[4] Diakses dari http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-manusia.html pada 7 Juni pukul 12.30 WIB ditulis oleh Nurul Eka Anjaning Tyas.
[5]Bimo Walgito, Prof. Dr., (Pengantar Psikologi
Umum), CV Andi Offset, Yogyakarta, 2010, cet.V, h. 12-13
[6] Diakses dari Konsep-islam.blogspot.com/2011/10/pembagian-akhlak-dalam-islam.html?m=1
pada 7 Juni 2015 pukul 11.41 WIB dan ditulis oleh Andy Pramudya.
[7] Beni Ahmad Saebani Drs. M.Si dan Abdul Hamid Drs.
K.H. M.Ag., (Ilmu Akhlak), CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, cet. II, h. 175-176
[8] Diakses dari http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-perilaku-manusia.html pada 7 Juni 2015 ditulis oleh Nurul Eka
Anjaning Tyas
[10] Diakses dari http://deslanikn.blogspot.com/2011/07/teori-perilaku-psikologi.html pada 9 Juni pukul 10.40 WIB dan ditulis oleh
Deslani Khairunnisa
[11] Diakses dari http://ikaput.blogspot.com/2012/11/laporan-observasi-penelitian-tentang.html pada 6
Juni 2015 pukul 11.00 WIB dan ditulis
oleh Ika Putri
[12] Sugiyono, Prof. Dr, (Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif dan
R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung, 2009, cet.VIII, h.13
[13] Diakses dari https://idtesis.com/metode-pengumpulan-data-kuesioner-penelitian-kuantitatif/ pada 5 Juni 2015 pukul 20.00 WIB ditulis oleh tesis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar