Translate

Kamis, 11 Juni 2015

laporan observasi penelitian perilaku mahasiswa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Setiap individu memiliki karakteristik yang beragam. Dari keragaman karakteristik tersebut yang mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan, latar belakang, perilaku, serta kepribadian. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara seseorang merespon terhadap rangsangan pada lingkungan yang berbeda.
Tanpa disadari, setiap individu telah membawakan peran dan fungsinya masing-masing terhadap masyarakat. Namun, tidak semua individu melakukan peran dan fungsinya dengan baik. Sehingga muncullah istilah perilaku baik dan buruk.
Pemuda sebagai agent of change harus memberikan efek positif kepada masyarakat. Sebagai kaum terdidik, kaum pemuda mampu berintegrasi langsung dengan masyarakat meskipun hal itu bukan di tanah kelahiran. Namun, dewasa ini hanya sekelumit pemuda yang memberikan dampak positif dan mendedikasikan fungsi serta perannya kepada masyarakat.Apalagi mahasiswa yang tidak tinggal di rumah sendiri, mereka tidak berada di bawah pengawasan orang tua. Pergaulan, lingkungan, gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang.
 Ramai, kebut-kebutan, pulang malam itulah komentar negatif masyarakat mengenai perilaku buruk anak kos. Fenomena ini sudah lama terjadi tapi sepertinya belum mendapat perhatian yang serius.kehidupan anak kos memang dirasa sebagai suatu perubahan, dimana biasanya kita selalu dilayani dan diawasi orang tua. Tapi, jika di rumah kos kita akan lebih bebas. Namun, kebebasan itu harus disertai dengan tanggung jawab yang lebih besar. Karena kehidupan anak kos memiliki bermacam-macam efek, dari positif hingga negatif.

B.      Rumusan Masalah
Dalam proses pencapaian kualitas perilaku mahasiswa seringkali dihadapkan dengan berbagai kendala-kendala yang bisa menurunkan kualitasnya. Kendala-kendala tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah Kehadiran memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat di sekitar UIN?
2.      Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai perilaku anak kos di sekitar UIN?
3.      Bagaimana perilaku anak kos yang tinggal di sekitar UIN?

C.     Tujuan Penelitian
Penelitian diatas bertujuan untuk:
a)      Mengidentifikasi perilaku anak kos di sekitar UIN
b)      Dampak kehadiran anak kos terhadap masyarakat sekitar UIN
c)      Perspektif masyarakat mengenai perilaku anak kos

D.    Manfaat Penelitian
Laporan ini sangat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, sebab:
(1)   Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
(2)   Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
(3)   Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal perilaku anak kos di sekitar universitas.
(4)   Sebagai pedoman untuk pembelajaran.
(5)   Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan perilaku anak kos.
(6)   Sebagai tolak ukur perilaku anak kos yang tinggal di area universitas.
(7)   Sebagai acuan masyarakat akan dampak perilaku anak kos.




























BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Definisi Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Baik adalah tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan, dsb); buruk adalah jahat; tidak menyenangkan.[1]
Sedangkan, sikap menurut Carl Jung sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.[2]
Sikap juga memiliki arti sebagai perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
Perilaku  juga memiliki pengertian  tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
             Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.[3]
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.[4]
Secara sosiologis, istilah akhlak disama artikan dengan istilah moral, etika, tata susila, perilaku, tingkah laku dalam menjalankan kehidupan.

B.     Jenis-Jenis Perilaku
Secara umum, perilaku dibagi menjadi tiga macam, yaitu perilaku social, perilaku tugas atau kerja dan perilaku kekuasaan. Perilaku social adalah perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Perilaku tugas atau kerja adalah perilaku seseorang dalam bekerja atau mengerjakan tugas. Dan perilaku kekuasaan adalah perilaku yang berhubungan dengan kekuasaan atau kewenangan.
Dari sudut pandang psikologis, perilaku manusia dibagi menjadi dua macam, yaitu perilaku refleksif dan perilaku non-refleksif. Perilaku refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus mengenai organisme tersebut. Stimulus yang diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran dan pengendali perilaku manusia. Ketika stimulus diterima oleh reseptor langsung direspon melalui afektor melalui otak. Contohnya, reaksi kedipan mata bila terkena sinar.
Sedangkan perilaku non-refleksif adalah perilaku yang diatur atau dikendalikan langsung oleh pusat kesadaran atau otak. Ketika stimulus diterima oleh reseptor kemudian dilanjutkan ke otak baru setelah itu terjadi respon melalui afektor. [5] Contohnya, menguap karena mengantuk.
Menurut sudut pandang Islam, baik dari segi objek maupun sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah atau akhlak karimah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela).
1.      Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula. Sifat terpuji yang dimaksud antara lain: cinta kepada Allah, Rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, menepati janji, qana’ah, dll.
2.      Akhlak mazmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang termasuk akhlak mazmumah antara lain: fasik, murtad, kikil, bakhil, boros, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dll.[6]

Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, sedangkan akhlak mazmumah memberikan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.Allah berfirman dalam surat at-Tin ayat 4-6 yang berbunyi

لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَلا (5) اِلاَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوا وَ عَمِلُ الصَّلِحَتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرٌ مَمْنُوْنٌ قلى (6) (التين :6-4)
Artinya:
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.” (Q.S at-Tin: 4-6)

 Rasulullah juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغَ بِحُسْنِ خُلُقِهِ عَظِيْمَ دَرَجَاتش الأَخِرَةش وَ اَشْرَفَ الْمَنَازِلِ وَ اِنَّهُ لِضَعِيْفِ الْعِبَادَةِ لَيَبْلُغَ بْسُوْءِ خُلُقِهِ أَسْفَلَ دَرَجَةٍ فِى جَهَنَّمَ (رواه الطبرنى)
Artinya:
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di akhirat. Sesungguhnya orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk perangai dan akan mendapat derajat yang rendah di neraka jahannam”. (H.R at-Thabrani)
Secara umum, akhlak dalam perspektif ilmu dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
·         Akhlak falsafi atau akhlak teoritik yaitu akhlak yang menggali kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah secara mendalam dan rasional, dan kontemplatif untuk dirumuskan sebagai teori bertindak.
·         Akhlak amali atau akhlak praktis yaitu akhlak dalam bentuk perbuatan.
·         Akhlak fardhi atau akhlak individu yaitu perbuatan manusia yang tidak terkait dengan orang lain.
·         Akhlak ijtima’i yaitu tindakan yang disepakati bersama-sama.[7]

Menurut beberapa psikolog, perilaku ada dua bentuk perilaku manusia:
·         Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
·         Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.[8]

Perilaku manusia juga dibedakan lagi menjadi tiga macam, yakni:
·         Perilaku afektif yaitu perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia yang biasanya bersifat subyektif.
·         Perilaku kognitif yaitu perilaku yang melibatkan proses pengenalan dilakukan oleh otak, terarah pada obyektif, faktual, dan logis. Contohnya berfikir dan mengingat.
·         Perilaku motorik yaitu perilaku yang melibatkan gerak fisik, seperti memukul, lari, dll.
C.     Teori  Perilaku Manusia
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori yang dapat dikemukakan:
a)      Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh Mc Dougall sebagai pelopor dari psikologi social. Menurut Mc Dougall, perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate (bawaan) dan akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b)      Teori dorongan (drive theory)
Menurut Hull, Teori ini bertolak pada titik pandang bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu mengenai kebutuhan organisme yang mendorong kebutuhan berperilaku. Bila organisme tersebut ingin memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme tersebut. Jika organisme dapat memnuhi kebutuhannya, maka akan terjadi reduksi dari dorongan-dorongan tersebut.
c)      Teori insentif (incentive theory)
Menurut teori ini, insentif dapat mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif ini dikenal pula dengan istilah reinforcement. Reinforcement dibagi menjai dua yakni positif dan negatif. Reinforcement positif akan mendorong individu untuk berbuat dan berkaitan dengan hadiah. Sedangkan reinforcement negatif akan mendorong individu untuk berperilaku dan berkaitan dengan hukuman.
d)     Teori atribusi
Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider yang menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal dan eksternal.
e)      Teori kognitif
Dalam teori ini seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka seseorang akan memilih yang mendatangkan manfaat sebesar-besarnya pada dirinya. Keadaan ini disebut juga dengan subjective expected utility (SEU). Dalam model ini kepentingan pribadi lebih menonjol. [9]
Menurut beberapa ahli ada beberapa teori lain yang juga membahas teori tentang perilaku, yaitu:
(1)   Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
(2)   Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
1) Behavior intention, yaitu niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya.
2)  Social support, yaitu dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya.
3) Accesebility of information, yaitu ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan.
4) Personal autonomy, otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan.
5) Action situation, situasi yang memungkinkan untuk bertindak.
(3)   Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
1)      Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
2)      Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
3)      Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
4)      Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
5)      Tokoh penting sebagai panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
6)      Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia.[10]
D.    Dampak Positif dan Negatif Anak Kos terhadap Masyarakat
Kehadiran anak kos ditengah-tengah masyarakat  menghadirkan sejumlah dampak bisa berupa dampak positif bahkan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan antara lain:
(a)   Tingkat penghasilan masyarakat yang tinggal di sekitar area kos meningkat
(b)   Muncul mata pencaharian baru
(c)    Adanya kegiatan yang dapat membantu masyarakat sekitar, seperti bakti sosial, penyuluhan dan konseling.
(d)   Masuknya modernisasi
(e)   Asimilasi  dan akulturasi budaya
(f)     Pembangunan fasilitas umum dan transportasi meningkat
Diantara dampak positif yang ditimbulkan oleh kehadiran anak kos ke dalam lingkungan masyarakat, ada dampak negatif yang muncul dari fenomena tersebut antara lain :
(a)    Adanya peningkatan tingkat kepadatan penduduk
(b)   Jika kebersihan tidak terjaga, maka akan terjadi pencemaran lingkungan dan terciptanya lingkungan kumuh
(c)    Jalanan semakin macet
(d)   Arus westernisasi mempengaruhi gaya hidup masyarakat
(e)    Ruang hijau semakin berkurang
(f)    Sanitasi lingkungan tidak terjaga dengan baik
(g)   Menyempitnya area ruang bermain anak
(h)   Keramaian dan kegaduhan kaum remaja mengganggu ketenangan masyarakat












BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini disebut dengan field study.[11]
Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.[12]
Penelitian kualitatif sesuai dengan penelitian ini sebab:
1.       Untuk memahami data yang tidak konkret.
2.      Untuk memahami interaksi social.
3.      Untuk memastikan kebenaran data.
4.      Untuk mengembangkan teori.
5.      Untuk memahami perasaan orang.
6.      Bersifat deskriptif.
7.      Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

B.     Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang berlangsung saat ini maupun lampau.  Jenis penelitian deskripsi yang saya gunakan adalah penelitian deskripsi hubungan (korelasi). Penelitian hubungan ini adalah penelitian yang dilakukan seorang peneliti dengan maksud untuk mengetahui tingkat hubungan antara 2 variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan pada objek penelitian.
C.     Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, maka jenis instrumen yang relevan untuk digunakan adalah wawancara dan angket kuesioner. Untuk mengetahui perilaku anak kos agak susah bila kita menggunakan metode wawancara, sebab responden tidak bisa menjawab secara leluasa. Jadi, saya menggunakanmetode angket/ kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.[13]
Untuk mengambil data melalui angket/kuesioner dan wawancara diperlukan sampel dari populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang saya pilih agar setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria anggota sampel yang diajukan, sebab pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
Bentuk pertanyaan yang saya ajukan kepada responden adalah knowledge questions dan close ended. Knowledge questions adalah pertanyaan tentang hal-hal yang diketahui responden, sedangkan close ended adalah pertanyaan tertutup. close ended multiple choice lebih baik digunakan dalam penelitian, sebab responden hanya perlu memilih satu jawaban dari beberapa jawaban alternatif yang tersedia.
Penelitian ini membutuhkan tidak hanya perspektif anak kos sendiri melainkan masyarakat. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap sasaran yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar area kos UIN sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut, “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.” [14]  Jenis interview/ wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah unstructured interview. Sebab peneliti hanya bertanya pada garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.








BAB V
HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif, peneliti akan mengunakan instrument untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan kunci instrumen.
Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Skala likert diterapkan untuk penelitian ini. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi skor. Jawaban dapat diwujudkan dalam bentuk check list atau pilihan ganda.
Hasil penelitian yang dihasilkan adalah
1.      Dari kuesioner
Responden dari hasil penelitian kuesioner adalah anak kos dan anak asrama. Responden menyatakan 60% setuju bahwa kehadiran anak kos memberikan dampak positif terhadap masyarakat. 70% setuju jika keramaian dan kegaduhan anak kos pada malam hari mengganggu ketenangan masyarakat. Masyarakat mempunyai pandangan negative tentang anak kos yang sering pulang larut malam 50% setuju sisanya kurang setuju. Anak kos adalah sumber rezeki bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar UIN sangat disetujui oleh respoden dengan persentase 60%. 60% responden kurang setuju jika rumah kos tanpa penjaga kurang terjamin keamanannya. Norma, etika masyarakat tidak dilanggar oleh anak kos 50% setuju. Mayoritas 60% reponden setuju bahwa anak yang tinggal di rumah kos cenderung lebih mudah beradaptasi dibandingkan anak yang tinggal di rumah sendiri. 50% orang kurang setuju bahwa perilaku anak asrama lebih baik daripada anak kos. 60% responden kurang setuju apabila lahan perumahan masyarakat menyempit karena adanya rumah kos. Anak kos lebih mandiri dari pada anak yang tinggal dirumah 30% setuju dan 30% tidak setuju dengan pernyataan ini.                       
2.      Dari interview
Objek penelitian dari interview ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar UIN. Masyarakat mengatakan bahwa anak kos dapat memberikan dampak positif meskipun kegaduhan mereka mengganggu ketenangan masyarakat. Mereka juga tidak mempunyai pandangan negative terhadap anak kos yang pulang larut malam sebab mereka mengerti kesibukan anak kuliah. Anak kos bisa menjadi salah satu sumber penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perilaku anak kos juga sama baiknya dengan anak yang tinggal di asrama bahkan lebih ekonomis , hal itu tergantung pada individunya. Keamanan rumah kos itu bergantung pada individu yang menjaganya meskipun tanpa pemiliknya. Mereka beranggapan bahwa perilaku anak kos tidak menyimpang dari etika, norma, dan adat yang berlaku di masyarakat, walaupun mereka tidak mudah beradaptasi dan bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. mereka juga tidak pernah mengeluh atas pembangunan kos yang terus meningkat setiap tahunnya meskipun itu menyebabkan lahan perumahan mereka semakin sempit.































BAB VI
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran anak kos juga memberikan dampak positif bagi masyarakat seperti menjadi salah satu sumber penghasilan mereka. Meskipun mereka sering membuat keramaian di malam hari, namun perilaku mereka tidak pernah menyimpang dari adat yang berlaku di sekitarnya. Mereka juga lebih mudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan masyarakat secara langsung.

B.     Penutup
Demikian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Tiada gading yang tak retak. Mohon kritik serta sarannya untuk kesempurnaan laporan ini. Karena kesempurnaan hanya milik-Mu  Ya Illahi Rabbi.





















DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani Drs. M.Si dan Abdul Hamid Drs. K.H. M.Ag. Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia. cet. II. 2012
Bimo Walgito, Prof. Dr. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: CV Andi Offset .cet.V. 2010
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cet. I. 2008
Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif dan R&D.  Bandung : Penerbit Alfabeta. cet.VIII. 2009


Pustaka online
Konsep-islam.blogspot.com/2011/10/pembagian-akhlak-dalam-islam.html?m=1
http://abidfaizalfami11.blogspot.com/2012/12/pengertian-sikap-dan-perilaku.html


[1] Departemen Pendidikan Nasional, (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, cet. I, h. 118-1056
[2] Diakses dari http://abidfaizalfami11.blogspot.com/2012/12/pengertian-sikap-dan-perilaku.html pada 6 Juni 2015 pukul 11.30 WIB ditulis oleh Abid Faizal Fahmi.
[3] Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_manusia pada 7 Juni pukul 12.25 WIB
[4] Diakses dari http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-manusia.html pada 7 Juni pukul 12.30 WIB ditulis oleh Nurul Eka Anjaning Tyas.
[5]Bimo Walgito, Prof. Dr., (Pengantar Psikologi Umum), CV Andi Offset, Yogyakarta, 2010, cet.V, h. 12-13
[6] Diakses dari Konsep-islam.blogspot.com/2011/10/pembagian-akhlak-dalam-islam.html?m=1 pada 7 Juni 2015 pukul 11.41 WIB dan ditulis oleh Andy Pramudya.
[7] Beni Ahmad Saebani Drs. M.Si dan Abdul Hamid Drs. K.H. M.Ag., (Ilmu Akhlak), CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, cet. II, h. 175-176
[8] Diakses dari http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-perilaku-manusia.html pada 7 Juni 2015 ditulis oleh Nurul Eka Anjaning Tyas
[9] Bimo Walgito, Prof. Dr., ibid, h. 15-17
[10] Diakses dari http://deslanikn.blogspot.com/2011/07/teori-perilaku-psikologi.html pada 9 Juni pukul 10.40 WIB dan ditulis oleh Deslani Khairunnisa
[11] Diakses dari http://ikaput.blogspot.com/2012/11/laporan-observasi-penelitian-tentang.html pada 6 Juni 2015 pukul 11.00  WIB dan ditulis oleh Ika Putri
[12] Sugiyono, Prof. Dr, (Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung, 2009, cet.VIII, h.13
[13] Diakses dari https://idtesis.com/metode-pengumpulan-data-kuesioner-penelitian-kuantitatif/ pada 5 Juni 2015 pukul 20.00 WIB ditulis oleh tesis.com

[14] Sugiyono, Prof. Dr, ibid, h. 231

Tidak ada komentar:

Posting Komentar