Definisi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
definisi riil dan definisi nominal. Sedangkan, definisi riil dibagi lagi
menjadi dua macam, yaitu definisi essensil dan definisi eksidentil. Kemudian
definisi essensil maupun definisi eksidentil masing-masing terbagi lagi menjadi
dua macam, yaitu sempurna dan tak sempurna.
a. Definisi Riil
1. Definisi essensil adalah definisi yang lebih tinggi martabatnya (mutunya)
dari definisi-definisi lainnya. Definisi ini tersusun dari jenis(genus)
dan sifat pemisah(differentia). Contoh : definisi manusia.
Aristoteles merumuskannya dengan hewan yang berpikir.
Hewan :
lingkungan jenis, ke dalamnya termasuk manusia.
Yang berpikir :
sifat pemisah, yang memisahkan manusia dengan golongan-golongan hewan lainnya.
Definisi essensil dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
a)
Definisi
essensil sempurna adalah definisi yang tersusun dari jenis terbawah dan sifat
pemisah. Contoh : definisi manusia.
Jenis terbawah = hewan
Sifat pemisah = yang
berpikir
b)
Definisi
essensil tak sempurna adalah definisi yang tersusun dari jenis tertinggi dan
sifat pemisah atau hanya sifat pemisah saja. Contoh: definisi manusia.
Jenis tertinggi = jasad
(benda)
Sifat pemisah = yang
berpikir.
Jadi, manusia adalah jasad yang berpikir.
2. Definisi aksidentil adalah definisi yang lebih rendah martabatnya
(mutunya) dari definisi essensil. Definisi ini tersusun dari jenis (genus)
dan sifat khusus (propia). Contoh : definisi manusia.
Manusia adalah hewan yang mempunyai kesanggupan mempelajari bahasa.
Manusia = lingkungan jenis, ke dalamnya termasuk
golongan manusia.
Yang mempunyai Kesanggupan mempelajari
bahasa
=
adalah sifat khusus yang dimiliki oleh golongan manusia.
a)
definisi
aksidentil sempurna adalah definisi yang tersusun dari jenis terbawah dan sifat
khusus. Contoh: definisi manusia.
Manusia adalah hewan yang mempunyai kesanggupan mempelajari bahasa.
b)
definisi
aksidentil tak sempurna adalah definisi yang tersusun dari jenis tertinggi dan
sifat khusus, atau sifat khusus saja. Contoh: definisi bangsa.
Jenis tertinggi =
kelompok makhluk
Sifat khusus = yang
memiliki watak-watak social tertentu.
b.
Definisi
Nominal adalah definisi yang menjelaskan sebuah pengertian dengan pengertian
lain yang lebih umum diketahui orang. Contoh: menjelaskan pengertian arca
dengan patung.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika akan membuat
definisi. Sesuatu yang diberi definisi disebut Definiendium dan definisi
itu sendiri diebut definiens. Ada empat syarat pembuatan definisi,
antara lain:
(1)
Luas
lingkungan definiens bersamaan dengan luas lingkungan definiendium.
Syarat ini melahirkan dua buah anak syarat-syarat, sebagai berikut:
(a)
Definiens tidak lebih luas dari pada definiendum.
Contoh definisi yang melanggar anak syarat itu seumpama definisi
manusia dengan makhluk yang berpikir. Di dalam pengertian “makhluk” itu
termasuk makhluk samawi dan makhluk bumi. makhluk “samawi” itu pun berpikir
seperti manusia juga. hal ini menunjukkan bahwa definiens lebih luas
dari pada definiendum.
(b)
Definiens tidak lebih sempit dari pada definendum.
Contoh definisi yang melanggar anak syarat itu seumpama definisi
manusia itu dengan “hewan yang membaca”. Definisi tersebut lebih sempit
lingkungannya dari pada lingkungan definiendum. Sebab, bukan setiap manusia itu
mampu membaca tetapi terbatas belaka.
(2)
Definiens jangan memasukkan kata yang dijumpai dalam definiendum.
Pelanggaran syarat itu bisa berakibat definisi itu menjadi berlilit, berputar
terus menerus dalam satu lingkaran yang tidak punya akhir, bagaikan menghasta
kain sarung. Contoh definisi yang melanggar syarat kedua itu seumpama definisi
pengetahuan dengan “setiap hal yang diketahui di dalam ingatan”. Kemudian akan
muncul pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan “diketahui” itu.
(3)
Definisi
jangan menggunakan pengertian yang negatif. Contoh definisi yang melanggar
syarat yang ketiga ini adalah definisi miskin dengan “orang yang tidak kaya”.
Lalu akan timbul pertanyaan mengenai maksud “tidak kaya” tersebut.
(4)
Definisi
jangan menggunakan kata kiasan maupun kata samaran. Contoh: definisi sarjana
dengan “matahari akal lautan ilmu”. Atau definisi kekasih dengan “cahaa mata
pautan hati”. Definisi tersebut tidak menjelaskan sedikit pun tentang hakikat
maupun kekhususan dari pengertian sarjana dan kekasih.
3.
Tehnik-Tehnik
Menyusun Definisi
Ada beberapa teknik dalam penyusunan definisi yang bisa
diklasifikasikan berdasarkan dua macam arti, yakni arti intensional dan arti
ekstensional, yaitu:
·
Definisi
ekstensional atau denotatif. Definisi ini menetapkan arti dari suatu kata
dengan menunjukkan kelas yang ditunjukkan oleh definiendum. Ada tiga cara cara
menunjukkan anggota-anggota dari suatu kelas, yaitu menunjuk pada mereka,
menamai mereka secara individual, dan menamai mereka menurut kelompok. Tiga
macam definisi yang dihasilkan berdasarkan tiga cara tersebut adalah definisi
demonstrative atau ostensive, definisi enumeratif, dan definisi berdasarkan sub
kelas. Contoh: monument nasional itu- seraya menunjukkan arah kepadanya
(definisi demonstrative), actor adalah seseorang seperti Lee Min Hoo, Mario
Maurer, dan Jackie Chan (definisi enumeratif), karya fiksi berarti puisi,
drama, novel, dan cerita pendek (definisi sub kelas).
·
Definisi
intensional atau konotatif. Definisi ini menentukan arti suatu kata dengan
menunjukkan kualitas-kualitas atau ciri-ciri yang terkandung dalam kata itu.
Ada empat strategi yang dapat digunakan untuk menunjukkan ciri-ciri yang
terkandung dalam sebuah kata, terdapat paling kurang empat jenis definisi
intensional : definisi sinonim, definisi etimologis, definisi operasional,
definisi berdasarkan genus, dan differentia spesifica.
Contoh : tabib berarti dokter (definisi sinonim), kata filsafat berasal
dari Yunani, philos dan sophia (definisi etimologis), seseorang memiliki
aktivitas otak jika dan hanya jika suatu electrocephalograph menunjukkan
gerakan mengayun ketika dicantelkan ke kepalanya (definisi operasional), genus
binatang dan species mamalia (definisi berdasarkan genus), es adalah air
yang membeku (differentia spesifica).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar