Translate

Senin, 09 Februari 2015

artikel tentang kemacetan



wabah traffic jam

Banyak negara di dunia yang penduduknya sebagian besar memiliki kendaraan beroda empat.  Salah satunya adalah negara Indonesia. Sebagai ibukota negara, Jakarta  memiliki predikat dengan  penduduk terpadat di Indonesia.   Di setiap perumahan, mayoritas diantara mereka memiliki  mobil . Terkadang di dalam satu keluarga mempunyai beberapa mobil, dengan alasan mempunyai urusan masing-masing yang membuat mereka tidak dapat pergi dalam waktu yang bersamaan. Hal ini yang menyebabkan kemacetan terjadi di Indonesia.
Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mengurangi kemacetan. Seperti jalur 3in1 yang pernah dilaksanakan, justru hal ini  malah memunculkan profesi baru yakni, pemungut pajak sukarela. Mereka meminta upah seikhlasnya dari pengendara yang melewati jalan tersebut atas balasan jasa sebagai pengatur lalu lintas.
Beberapa kota besar di Asia, seperti Seoul,Taipei, dan Tokyo mempunyai masalah yang sama dengan kota Jakarta. Setiap harinya mereka terkena banjir kendaraan seperti mobil, bus, dan truk di jalan-jalan besar. Ini yang menyebabkan kemacetan yang mengerikan. Keadaan yang seperti inilah yang membuat para pengendara merasa lelah dan ngantuk.ketika mereka terjebak kemacetan, dampak dari rasa kantuk dapat menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan hingga menelan korban jiwa.
Kecelakaan yang terjadi akibat kemacetan mempunyai potensi terjadinya kecelakaan susulan. Entah itu terjadi dalam waktu bersamaan atau berbeda. Daerah rawan kecelakaan mayoritas terjadi di titik-titik kemacetan, sehingga perlu pengamanan yang ketat untuk mengatur lalu lintas di daerah ini. Terkadang kecelakaan yang terjadi jika sendirian atau pun bersama kendaraan lain menyebabkan kemacetan yang panjang, hal ini dapat dihindari dengan pengalihan jalur yang bisa mengalihkan volume kendaraan yang melintas agar proses evakuasi dapat dilakukan.
Namun, Singapura adalah pengecualian terhadap masalah-masalah traffic jam tersebut.  Hampir tidak ada kemacetan dan udaranya bersih. Sebagai contoh, bila kita ingin pergi ke bandara, kita hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mencapainya. Ini merupakan hasil dari berjalannya  program kerja pemerintah Singapura. Pemerintah Singapura mengambil kebijakan dalam peraturan  terkait memiliki dan mengendarai mobil. Langkah yang mereka ambil yakni membuat izin untuk memiliki dan mengendarai mobil dengan tarif yang cukup mahal.
Izin untuk memiliki sebuah mobil setiap tahunnya sekitar US$75,000. Apabila kita ingin mengimpornya, pajak yang akan dikenakan adalah 195% dari harga sebuah mobil.  Jadi, bila seseorang ingin memiliki sebuah mobil dan sebuah izin mereka harus membayar lebih dari US$250,000. Ditambah lagi ada pajak yang besar untuk membeli bahan bakar.
Langkah ini membuat Singapura terhindar dari masalah kemacetan . Singapura telah selangkah lebih maju untuk menanggulangi masalah ini, bagaimana dengan negara kita yang notabene gaya hidup kaum borjouisnya bermewah-mewahan. Mereka bangga dengan jumlah dan model mobil mereka.
Sebaiknya, kita menemukan cara baru yang bisa menjadi penengah antara golongan elite, menengah ke atas, menengah ke bawah, dan bawah. Sehingga hal ini saling menguntungkan semua pihak dan tidak menjerat dengan golongan bawah. Jangan mengambil keputusan secara sepihak, dan menguntungkan salah satu pihak saja. Misalnya penggunaan kendaraan pribadi yang dialihkan dengan kendaraan umum.
Hal ini harus didukung oleh semua pihak, baik masyarakat sebagai pengguna dan pemerintah sebagai penggagas kebijakan.  Mereka harus saling bersinergi dan bekerja sama.Bila kita melihat fakta yang terjadi di lapangan, pengguna kendaraan pribadi lebih banyak dibandingkan dengan pengguna kendaraan umum. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya buruknya saran dan prasarana yang di sediakan, kebersihan yang kurang, pelayanan yang kurang memadai, adanya penumpang yang tidak mematuhi peraturan dan sebagainya.
Kerjasama antar kedua belah pihak sangat dibutuhkan untuk mencapai  keberhasilan dalam penanggulangan masalah yang tidak kunjung usai ini.  Pencarian jalan keluar untuk mengurangi masalah ini terus di upayakan oleh pemerintah sebagai perancang kebijakan. Namun, hal ini belum menemukan titik temu.
Pertambahan penduduk setiap tahunnya membuat jumlah  alat transportasi semakin bertambah. Angka kelahiran yang lebih tinggi dari pada angka kematian menyebabkan jumlah  penduduk semakin bertambah. Transportasi dan penduduk yang semakin banyak membuat lalu lintas di jalan lambat dan menimbulkan kemacetan panjang.
 Sekarang kemacetan  sudah menjadi wabah lalu lintas yang menjamur,  tidak ada yang pernah tahu kapan wabah ini dapat diberantas. Pemerintah adalah harapan  baru kami untuk menuntaskan masalah rakyat ini. Kami sebagai rakyat Indonesia berharap pada pemerintah yang baru agar menyusun kebijakan yang dapat menanggulangi masalah masyarakat, seperti kemacetan. semoga harapan kami dapat terkabul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar